Langsung ke konten utama

Sang Mega


15.02.2023

      Aku memilih duduk kali ini, diikuti kamu yang juga duduk bersebelahan denganku. Masih kulihat kamu serius berkutat dengan game online yang kamu mainkan. Membiarkan aku menunggu sendiri angkot yang akan kita naiki untuk transportasi pulang. Mobil yang terus berlalu lalang tidak membiarkan satu pun angkot lewat di depan kami. Hingga aku merasa bosan menunggu setengah jam seperti ini, kamu berseru.

     "Tidakkah ada angkot yang lewat? kurasa ini sudah cukup lama" Kamu melempar pertanyaan itu padaku.

     "Tidak, dan aku juga merasa begitu" Kujawab pertanyaanmu dengan suara lesu.

     Aku melihat layar ponselku, tertera saat itu sudah jam 16:40. Langit yang teduh diatas kami mulai mengubah warnanya, menunjukkan hamparan biru kini menjadi awan kelabu. Aku khawatir cuaca akan terlebih dulu membawa rintih hujan sebelum akhirnya kami mendapat tempat teduhan. Hingga tak lama kemudian aku melihat ada angkot yang mendekat. Segera aku memanggil namamu.

     "River.. ayo, angkotnya sudah menunggu" 

     Penumpang angkot sudah banyak kala itu, aku merasa lega karena mungkin masih ada teman seperjalanan. Jarak rumah kita yang terpaut jauh mengharuskanmu untuk turun sebelum aku. Mungkin itu sebabnya aku tidak perlu khawatir. Kamu yang duduk disampingku, menyelesaikan permainanmu. Lalu melihatku dan mulai bertanya.

     "Apakah kamu tidak kedinginan? Kamu tidak memakai jaket hari ini." Seiring dengan pertanyaanmu, hujan mulai turun. Membasahi jalanan yang sebelumnya terlihat kering. Udara dingin masuk melewati celah jendela disampingku.

     “Iya.. jujur ​​saja aku merasa kedinginan, aku lupa membawa jaket karena kupikir hari ini tidak akan turun hujan”

     "Kalau begitu, pakailah jaketku. Kamu bisa merasa hangat setelah itu."

      Sebelum aku sempat menolak tawaranmu, Kamu terlebih dulu mengenakan jaket itu padaku. Sungguh aku tidak mengharapkan ini, tapi kamu melihatku dengan penuh kelembutan. Melihat tubuhmu sendiri merasakan hawa dingin, aku tidak tahan. Tepat sebelum aku berkata, kamu terlebih dulu memulainya.

     "Aku hampir sampai, pastikan kamu tidak melepas jaket itu, karena aku tidak ingin kamu sakit. Sampai bertemu lagi, Alara. Aku pergi dulu" Setelah mengatakan itu, kamu menatapku dengan senyum manis terukir di wajahmu. Hingga angkot berhenti dan kamu bergegas turun, membayar ongkosnya dan melambaikan tangan padaku yang melihatmu saat itu.

     "Terima kasih" Ucapku pelan. Untuk kamu yang sudah mengkhawatirkan kondisiku. Yang kini berlari menembus derasnya hujan, menahan angin dingin yang bertiup kencang menerpa bajumu yang mulai basah. Terima kasih...

~ Pelukis kata pun tau, bagaimana cara menjadikannya aksara. Dalam lembar putihku sosoknya mengukir cerita. ~

~Rycne




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fajar

Entah kesekian detik aku tersenyum, Mengingat sebaris kata yang semalam menyapa Entah beribu kali aku teringat, Pada kesan nyata kisah itu bermula Adakah kau masih disana? Aku ingin sedikit berbagi suka Dengan secerah bintang ia memulai hari Membawaku ikut merasakannya Dengan setitik air embun ia menyeka luka Hingga lekuk senyum turut gembira Kini haruskah atmaku kembali? Menjalani hari penuh kebimbangan lagi Berputar dengan rasa takut itu, Sampai sang mega ikut bersedih Kau tau perjalanan tak akan menunggu kan? Dengan itu aku kan tetap melawan Gelisah itu, pasti akan kalah Sebab keinginanku tetap kuat Pagi ini tlah usai, tergantikan dengan terik waktu Secarik kertas pun telah penuh Selamat berjuang diriku, Semoga kenangan indah kan menemanimu -Rycne