"Tidakkah ada angkot yang lewat? kurasa ini sudah cukup lama" Kamu melempar pertanyaan itu padaku.
"Tidak, dan aku juga merasa begitu" Kujawab pertanyaanmu dengan suara lesu.
Aku melihat layar ponselku, tertera saat itu sudah jam 16:40. Langit yang teduh diatas kami mulai mengubah warnanya, menunjukkan hamparan biru kini menjadi awan kelabu. Aku khawatir cuaca akan terlebih dulu membawa rintih hujan sebelum akhirnya kami mendapat tempat teduhan. Hingga tak lama kemudian aku melihat ada angkot yang mendekat. Segera aku memanggil namamu.
"River.. ayo, angkotnya sudah menunggu"
Penumpang angkot sudah banyak kala itu, aku merasa lega karena mungkin masih ada teman seperjalanan. Jarak rumah kita yang terpaut jauh mengharuskanmu untuk turun sebelum aku. Mungkin itu sebabnya aku tidak perlu khawatir. Kamu yang duduk disampingku, menyelesaikan permainanmu. Lalu melihatku dan mulai bertanya.
"Apakah kamu tidak kedinginan? Kamu tidak memakai jaket hari ini." Seiring dengan pertanyaanmu, hujan mulai turun. Membasahi jalanan yang sebelumnya terlihat kering. Udara dingin masuk melewati celah jendela disampingku.
“Iya.. jujur saja aku merasa kedinginan, aku lupa membawa jaket karena kupikir hari ini tidak akan turun hujan”
"Kalau begitu, pakailah jaketku. Kamu bisa merasa hangat setelah itu."
Sebelum aku sempat menolak tawaranmu, Kamu terlebih dulu mengenakan jaket itu padaku. Sungguh aku tidak mengharapkan ini, tapi kamu melihatku dengan penuh kelembutan. Melihat tubuhmu sendiri merasakan hawa dingin, aku tidak tahan. Tepat sebelum aku berkata, kamu terlebih dulu memulainya.
"Aku hampir sampai, pastikan kamu tidak melepas jaket itu, karena aku tidak ingin kamu sakit. Sampai bertemu lagi, Alara. Aku pergi dulu" Setelah mengatakan itu, kamu menatapku dengan senyum manis terukir di wajahmu. Hingga angkot berhenti dan kamu bergegas turun, membayar ongkosnya dan melambaikan tangan padaku yang melihatmu saat itu.
"Terima kasih" Ucapku pelan. Untuk kamu yang sudah mengkhawatirkan kondisiku. Yang kini berlari menembus derasnya hujan, menahan angin dingin yang bertiup kencang menerpa bajumu yang mulai basah. Terima kasih...
~ Pelukis kata pun tau, bagaimana cara menjadikannya aksara. Dalam lembar putihku sosoknya mengukir cerita. ~
~Rycne
Komentar
Posting Komentar